Beberapa hari yg lalu saya sempat nulis di salah satu grup catur indonesia, bahwa saya sudah daftar untuk ikut turnamen catur yang cukup bergengsi. dan ini adalah pengalaman saya yang pertama. namun terus terang saya kecewa. dan bagi saya kejuaraan catur antar RT/RW jauh lebih baik daripada yang berskala nasional.
mengapa saya katakan demikian?
1, sesuai dengan jadwal yang ada di brosur, hari ini pertandingan seharusnya dimulai jam 2 siang. ternyata molor...
2. pengumuman pairingnya juga berantakan. bayangin aja !! . pengumungan pairing untuk pemain non master ditempel cuma 1 padahal pesertanya ratusan orang.. otomatis desak-desakan untuk melihatnya.
3. ternyata banyak juga nama peserta belum terdaftar sehingga harus di daftar lagi. termasuk saya. dan pairingnya sembarangan aja. karena sudah terdesak oleh waktu.disamping itu juga meja sudah habis. sehingga harus cari meja sendiri.
4. bawa papan dan jam catur sendiri untuk pemengang buah putih. seperti yg saya katakan tadi ini adalah pengalaman pertama saya. dan agak kaget dengan hal ini. karena hal seperti ini blm pernah saya alami di pertandingan antar RT/RW.
mengapa saya lebih suka pertandingan RT/RW dan saya katakan lebih baik, meskipun mereka tidak tau peraturan FIDE, tidak tau sistem pertandingan swiss, dll..??
1. karena semua peserta di pertandigan RT/RW sama derajatnya. bukankah ini ciri dari olah raga catur? tidak membeda-bedakan derajat. dan ini yg tidak saya dapatin di pertandingan japfa yg saya ikutin. untuk yg bergelar master, diservis habis-habisan. tapi untuk yg non...??? sangat buruk. padahal kalau mau menuntut, peserta yg non master seharusnya berhak diservis lebih baik dari yg master. karena mereka bayar lebih mahal.. sedangkan LEbih murah bahkan GRATISS!!!!!!. bagi saya, kalau memang harus bawa papan dan jam catur, seharusnya para master juga membawanya. bukankah dalam olah raga semua peserta sama derajatnya????
2. beberapa kali saya ikut pertandigan RT/RW, saya selalu dapat kaos, papan catur disediakan dan snack juga disediakan juga trophy dan hadiah lainnya. bahkan ada kopi, teh, dsb. padahal tidak dipungut biaya, kalaupun dipungut paling 10 ribu rupiah. sedangkan dalam pertandingan skala nasional kita harus bawa papan dan jam catur sendiri. dan kalau tidak bawa bisa sewa kepada panitia. padahal biayanya tidak murah. 75 ribu... 75 ribu... bayangkan 75 ribu. tadi saya tidak dapat snack. mengapa rt/rw pelayanan panitianya lebih baik??? dan peserta tidak perlu repot-repot bawa ini itu/?? kl saya hitung tadi mungkin ada 100 orang yg sewa papan dan jam dari panitia. kl dikali 20 ribu. berarti 2 juta per petandingan. pertanyaannya adalah??? kemana semua uang itu??? apakah kembali ke JAPFA atau kemana? mengapa RT/RW bisa menyediakan semuanya sedangkan tingkat nasional tidak???padahal biaya RT/RW lebih kecil daripada skala nasional.
saya sering kalah dalam pertandingan RT/RW tapi saya puas, dan akui lawannya memang hebat. tapi tadi terus terang lawan saya tidak terlalu hebat dan saya kalah. karena memang dari awal saya sudah bete liat turnamen itu.
ntah kenapa saya merasa kok tidak ada gunanya turnamen spt itu. terus terang yang jadi motivasi saya bukan untuk meningkatkan skill tapi mengejar hadiah jutaan rupiah. dan saya lebih suka main di warung kopi. tinggal pesan kopi dan teh serta gorengan saja. papan catur sudah tersedia. BAYANGKAN !!! di warung kopi saja papan catur di sediakan. masa tingkat nasional seperti itu. yang diservis habis-habisan cuma para master. sedangkan peserta biasa tidak. padahal mereka bayar lebih mahal daripada para master.
Beberapa hari yg lalu saya sempat nulis di salah satu grup catur indonesia, bahwa saya sudah daftar untuk ikut turnamen catur yang cukup bergengsi. dan ini adalah pengalaman saya yang pertama. namun terus terang saya kecewa. dan bagi saya kejuaraan catur antar RT/RW jauh lebih baik daripada yang berskala nasional.
mengapa saya katakan demikian?
1, sesuai dengan jadwal yang ada di brosur, hari ini pertandingan seharusnya dimulai jam 2 siang. ternyata molor...
2. pengumuman pairingnya juga berantakan. bayangin aja !! . pengumungan pairing untuk pemain non master ditempel cuma 1 padahal pesertanya ratusan orang.. otomatis desak-desakan untuk melihatnya.
3. ternyata banyak juga nama peserta belum terdaftar sehingga harus di daftar lagi. termasuk saya. dan pairingnya sembarangan aja. karena sudah terdesak oleh waktu.disamping itu juga meja sudah habis. sehingga harus cari meja sendiri.
4. bawa papan dan jam catur sendiri untuk pemengang buah putih. seperti yg saya katakan tadi ini adalah pengalaman pertama saya. dan agak kaget dengan hal ini. karena hal seperti ini blm pernah saya alami di pertandingan antar RT/RW.
mengapa saya lebih suka pertandingan RT/RW dan saya katakan lebih baik, meskipun mereka tidak tau peraturan FIDE, tidak tau sistem pertandingan swiss, dll..??
1. karena semua peserta di pertandigan RT/RW sama derajatnya. bukankah ini ciri dari olah raga catur? tidak membeda-bedakan derajat. dan ini yg tidak saya dapatin di pertandingan japfa yg saya ikutin. untuk yg bergelar master, diservis habis-habisan. tapi untuk yg non...??? sangat buruk. padahal kalau mau menuntut, peserta yg non master seharusnya berhak diservis lebih baik dari yg master. karena mereka bayar lebih mahal.. sedangkan LEbih murah bahkan GRATISS!!!!!!. bagi saya, kalau memang harus bawa papan dan jam catur, seharusnya para master juga membawanya. bukankah dalam olah raga semua peserta sama derajatnya????
2. beberapa kali saya ikut pertandigan RT/RW, saya selalu dapat kaos, papan catur disediakan dan snack juga disediakan juga trophy dan hadiah lainnya. bahkan ada kopi, teh, dsb. padahal tidak dipungut biaya, kalaupun dipungut paling 10 ribu rupiah. sedangkan dalam pertandingan skala nasional kita harus bawa papan dan jam catur sendiri. dan kalau tidak bawa bisa sewa kepada panitia. padahal biayanya tidak murah. 75 ribu... 75 ribu... bayangkan 75 ribu. tadi saya tidak dapat snack. mengapa rt/rw pelayanan panitianya lebih baik??? dan peserta tidak perlu repot-repot bawa ini itu/?? kl saya hitung tadi mungkin ada 100 orang yg sewa papan dan jam dari panitia. kl dikali 20 ribu. berarti 2 juta per petandingan. pertanyaannya adalah??? kemana semua uang itu??? apakah kembali ke JAPFA atau kemana? mengapa RT/RW bisa menyediakan semuanya sedangkan tingkat nasional tidak???padahal biaya RT/RW lebih kecil daripada skala nasional.
saya sering kalah dalam pertandingan RT/RW tapi saya puas, dan akui lawannya memang hebat. tapi tadi terus terang lawan saya tidak terlalu hebat dan saya kalah. karena memang dari awal saya sudah bete liat turnamen itu.
ntah kenapa saya merasa kok tidak ada gunanya turnamen spt itu. terus terang yang jadi motivasi saya bukan untuk meningkatkan skill tapi mengejar hadiah jutaan rupiah. dan saya lebih suka main di warung kopi. tinggal pesan kopi dan teh serta gorengan saja. papan catur sudah tersedia. BAYANGKAN !!! di warung kopi saja papan catur di sediakan. masa tingkat nasional seperti itu. yang diservis habis-habisan cuma para master. sedangkan peserta biasa tidak. padahal mereka bayar lebih mahal daripada para master.